Kamis, 28 Mei 2009

Bocah Bocah III

Wahai anak-anakku, pendiri kerajaan bumi, putra dan putri langit yang turun karena nirwana murka. Apa yang telah kau lakukan, mengapa bumi pun murka terhadapmu, berkali-kali aku sudah memperingatkanmu tidak kah terasa olehmu amarahku lewat gelombang laut yang menghempas dan menghancurkan hingga dalam waktu sekejap ribuan bahkan ratusan ribu nyawa terenggut.

Juga mengapa tak kau hiraukan getar resahku, yang mampu hancurkan bangunan-bangunan yang kau katakan akankuat menahan segala getar. Tidak anakku..percayalah kekuatanku jauh lebih besar dari apa yang pernah kau bayangkan sekalipun karena aku yang melahirkanmu, kau kubesarkan dalam rahim suci atas ijin penguasa langit. Air mataku mengalir, begitu pedih hingga mampu membakar apapun yang dilewatinya..gunung-gunung meletus. Sungguh aku pun telah berusaha mendamaikan hatiku dan mengerti bahwa apapun yang kau lakukan di bumi semata-mata karena kelalainmu. Berkali-kali kumaafkan dan mendiamkan tapi apa yang kau lakukan jauh dari apa yang pernah aku bayangkan, aku tidak ingin kehancuran itu datang sebelum waktunya. Kembalilah pada mantra yang telah kuberikan sebagai bekal hidupmu.

Ingatlah kembali pada malam dan siang, aku membacakan dan menjelaskan satu-satu isi mantra itu. Apa yang terlewat olehku, kurasa tidak ada, kujelaskan bagaimana kau bertahan hidup dengan membaca, tidak hanya sekedar membaca apa yang tertulis di depanmu. Tapi membaca apa yang terasa olehmu, terasa oleh segala indera yang melengkapi kau sebagai manusia. Membaca gunung, membaca laut, membaca tanah, membaca pasir, angin, batu, langit, bulan dan bintang, bacalah mereka-mereka itu semua. Mereka yang akan menjagamu, memberimu hidup, membuatmu mampu bertahan hingga sang waktu

Aku pun mengajarkan mantra bagaimana kalian memilih pemimpin, jumlah kalian nanti akan sangat banyak sekali nak, perkawinan demi perkawinan akan menghasilkan banyak sekali keturunan. Dan aku tak sempat mengajarkan kepada mereka satu-satu apa yang tertulis dalam mantra ini, kalianlah nanti yang akan menyampaikan kepada mereka. Dalam banyak, perlu ada seseorang yang mengatur karena dalam dirimu ada nafsi, dan terkadang kau tak mampu untuk mengendalikan hingga kau yang dikendalikan olehnya. Nafsi akan kekuasaan, nafsi akan wanita, nafsi akan harta, nafsi akan amarah, pun nafsi akan keindahan. Tidak cukupkah aku memberimu bekal? masih kurangkah apa yang tertulis di dalam buku mantra itu?

Semua adalah sebab akibat anakku, kau harus tau itu, apa yang terjadi saat ini bisa jadi adalaj sebab dari apa yang akan terjadi di masa yang datang juga bisa menjadi akibat dari sebab yang terjadi di masa lalu, tidak ada yang kebetulan. Pun jika kau menginginkan perubahan sudah keberikan pedomannya, bacalah anakku, bacalah olehmu, hingga kau selamat berjalan di atas bumi. Aku ingin sekali mengahiri tugasku, aku rindu sekali nirwana, aku lelah menangis, menegurmu berkali-kali, aku tak ingin penguasa langit iba akan diriku dan menyebabkan kehancuran datang lebih cepat dari apa yang direncanakan.

tidak ada yang terjadi dengan tiba-tiba anakku, segala apa memiliki hakikat kejadiannya, renungkanlah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar