Kamis, 28 Mei 2009

Bocah Bocah II

Wahai langit berikan padaku tongkat yang mampu kalahkan naga itu, akan kuselamatkan bocahbocah ini yang sejatinya adalah anak yang lahir dari rahimku. Turunkan juga padaku mantra langit, akan kuajarkan segala bijak dan bajik kepada mereka, ku tau hidup di bumi akan berbeda sekali dengan di nirwana. Aku tak ingin bumi membenci mereka, sama seperti nirwana murka.

kubersihkan darah yang mengalir dari pori-pori tubuhnya, dan daging yang melekat di sela-sela gigi yang nyaris belum sempurna bentuknya. Dengan cinta, dengan mantra, kubesarkan mereka, pun air mata, duka dan derita, tetap kuberjuang demi mereka, dan kini mereka tumbuh dewasa.

satu hal yang tidak berubah dariku adalah, tampakku, busur waktu tak mampu merenggut kemudaanku, tubuhku indah dengan bentuk yang sulit kuurai dengan kata-kata, kecantikanku pun semakin memancar. Atas ijin Penguasa langit, anak-anakku boleh saling menikahi, dengan ketetapan yang mempunyai tanda lahir di bahu kanan menikah dengan tanda lahir di bahu kiri, anak-anakku yang berjumlah 8 orang, 4 laki-laki dan 4 perempuan mematuhinya dengan kombinasi yang sangat sederhana yaitu ganji dengan genap, tidak boleh sesama genap atau sesama ganjil.

Satusatu meminta ijinku untuk naik ke permukaan bumi, tidak mengapa karena sudah kuajarkan bagaimana hidup bersama dengan hutan, gunung, laut, bukit, padang pasit, gurun sahara, padang sabana. Kuberikan juga bekal bertahan atas 4 unsur hidup yaitu : air, api, tanah, dan udara, pesanku " berdamailah kau dengan mereka-mereka itu, dalam diam, dalam gerak, dalam kata, dalam detak, hingga semua selalu seimbang seperti semula saat bermula.

Kau dirikanlah kerajaan, sebagai pengendali atas keturunanmu nanti. Karena kau akan memiliki banyak sekali keturunan, ada anak, ada cucu, cucu mempunyai anak, hingga kau tak mampu mengenali mereka satu-satu. Kerajaan itu tempat kau berkumpul, membahas segala kebutuhan hidupmu, menyelesaikan permasalahan yang mungkin timbul, karena kau memiliki nafi-nafsi, yang kadang tak mampu kau kendalikan. Bawalah mantra ini, ingatlah bahwa sesungguhnya kalian adalah anak-anak langit yang karena kenakalan kalian, kalian pergi dari nirwana dan turun ke bumi. Bersatulah, berdamailah, kalahkan nafsi , hidupkan bijak dan bajik dalam diri kalian, setelahnya kalian akan kembali ke nirwana dan tugasku sudah selesai.

aku menanti disini, di inti bumi, saat masa kehancuran tiba dan membawa kalian kembali ke nirwana. ingat olehmu wahai anak-anakku, jika kalian gagal maka kehancuran akan tiba lebih dahulu dan terjadi tanpa kalian sadari sebelum kehancuran yang sebenarnya terjadi, camkanlah. Aku akan menegurmu dengan getar, aku akan marah padamu lewat lelehan api dari gunung yang adalah air mataku, lewat gejolak ombak laut yang adalah detak jantungku

(12 Maret 2009)
Tapaktuan, Aceh Selatan, NAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar